Fenomena ini dapat disaksikan setiap hari disebelah patung gajah, simpang (perempatan) pulai, kota Jambi pukul 17.00 s.d. 08.00. Satu porsi (yang berisi sebenernya 2 porsi orang normal) hanya seharha 8 ribu rupiah. Murmer banget.
Penelusuran google
Senin, 16 Juni 2014
Gado-gado Monster
Minggu, 15 Juni 2014
Mampir di Kopi Oey Jambi
Ini bukan pertama kalinya saya bertandang, tapi selalu ingin kembali lagi untuk mencoba meni yang lain.
Kali ini saya memesan Soto Tangkar. Menurut saya rasanya perpaduan opor dan soto betawi. Daging yang digunakan adalah daging pipi sapi, lembut dan empuk dikunyah dengan rasa rempah yang terasa.
Sebagai teman makan, saya memesan kopi yang merupakan andalan rumah makan ini. Kali ini saya memesan kopi indocina panas. Walaupun harganya pas di kantong, suguhan kopi ini tidak mengecewakan lidah.
Penasaran? Kunjungi gerai Kopi Oey terdekat. Hehe.
Quote Hari Ini
Dibalik kesuksesan seorang laki-laki, ada seorang perempuan
Dibalik kebling-blingan seorang perempuan, ada seorang laki-laki kaya
*nooffense
Jumat, 06 Juni 2014
X-Men: Days of Future Past -
Film ini menyajikan drama pergolakan batin antara Profesor X yang berusaha bangkit dari kegalauan pascakejadian X-Men : First Class; Magneto yang berusaha membantu kaum mutan tapi tidak dapat melepaskan kebenciannya terhadap manusia normal, dan Mystique yang berusaha menyeimbangkan kebenciannya terhadap manusia normal dan cita-citanya untuk mewujudkan kehidupan manuaisa-mutan yang harmonis. Plot lengkapnya dapat dibaca lengkap di imdb.com dan wikipedia.com.
Alur ceritanya dibuat dengan apik, tidak hanya menampilkan fantasi fiksi ilmiah yang selalu dinanti, namun juga menyuguhkan pesan moral dari cita-cita kelompok X-Men: hidup harmoni di antara manusia dan mutan walaupun banyak mutan dan manusia fanatik yang saling membenci. X-Men disini tidak hanya pamer kekuatan dengan adegan pertempuran dengan sentinel yang dikemas dengan animasi yang fantastis, namun didominasi drama penyelamatan masa depan manusia oleh Profesor X dan kawan-kawan yang sangat menyentuh. Tak heran film ini mendapatkan sambutan hangat di hati para penonton box office karena tidak hanya dinikmati oleh fans berat X-Men namun juga dapat dinikmati oleh penyuka film nonfiksi.
Sabtu, 10 Mei 2014
Lautan Manusia di Bandara Soeta
Pemandangan yang tidak biasa adalah adanya antrean panjang yang meng-game-ular-level-sembilan-puluh-sembilan ketika memasuki pintu pemeriksaan keamanan menuju area ruang tunggu. sungguh suasanya yang tidak biasa bahkan dengan fakta bahwa Bandara Soeta sudah kelebihan kapasitas penumpang. Sedikit kepanikan menimpa seorang ibu-ibu yang sudah mendapatkan panggilan terakhir untuk segera memasuki pesawat. Untungnya pengantre lain dengan berbesar hati mempersilahkan ibu dan anaknya itu untuk melewati antrian dan melanjutkan perjalanan menuju pesawat.
Penyebab antrian gila itu rupanya disebabkan petugas pemeriksa KTP hanya berjumlah dua orang dan melayani ratusan calon penumpang. Seharusnya hal ini dapat diatasi dengan menambah dua orang petugas lagi, suatu hal tidak terlalu susah menurutku untuk menghindari antrian yang tidak perlu di kemudian hari.
Sabtu, 26 April 2014
Mengejar Mudik
Dengan semakin mudahnya mengakses pemesanan tiket kereta baik melalui situs punya empunya kereta api sendiri maupun melalui penjual tiket online, antrian pembeli tiket tidak diukur dengan satuan meter lagi tapi jumlah user yang online. Sudah kebayang berapa ribu atau mungkin puluhan ribu atau mungkin ratusan ribu calon pembeli tiket mengakses laman pembelian tiket secara bersamaan. Naasnya, nampaknya yang punya kereta api belum punya manajemen penjualan tiket yang mumpuni untuk menangani tsunami pemudik.
Buktinya, laman penjualan tiket yang disediakan sangat susah dibuka, hampir selalu gagal menampilkan daftar jadwal maupun harga tiket yang akan dipesan. Kejadian tersebut berlangsung sampai mendekati subuh. Sekalinya kebuka, tiket yang diharapkan dapat dibeli sudah tidak tersedia lagi, menguap entah ke mana. Jikapun ada, tinggal beberapa buah saja dan dalam sepersekian detik sudah ludes dibooking orang lain. Akibatnya, setelah semalaman begadang, tiket yang saya dapatkan, tidak sesuai dengan harga dan jadwal yang saya harapkan.
Ini baru tiket perjalanan untuk setengah perjalanan mudik saya, masih ada tiket pesawat yang harus saya beli untuk perjalanan Jambi - Jakarta yang harganya masih diawang-awang. Saya hanya berharap harga tiket pesawat nanti semakin down to earth dan bukannya malah melambung.sehingga dapat dijangkau rakyat jelata seperti saya. Kepada teman-teman PNS seperjuangan yang berkantor di dekat kampung halaman maupun domisili, kerja lebih giat ya sebagai bentuk syukur murahnya dan mudahnya saat mudik.
Selamat mudik lebaran, ya....
Minggu, 16 Februari 2014
Popmie on Brantas
Saat-saat kikuk itu saat kita harus duduk selama tujuh jam berdekatan dengan beberapa orang asing dan kita tidak tahu apa yang harus diobrolkan. Inilah yang terjadi di dalam Brantas malam ini. Di saat sang ular besi meluncur membelah dinginnya malam, aku hanya bisa termenung menengguk sebungkus tolak angin sambil sesekali melihat keluar jendela - sebuah usaha untuk melihat pemandangan yang sia-sia karena sang gulita sedang menyelimuti para penghuni alam yang sedang terlelap.
Namun semua kesunyian itu terurai saat petugas gerbong restorasi yang sedang lewat membuka semangkok popmie, menuangkan bumbu instannya, dan mengucurkan air panas ke dalam mangkoknya dari termos andalannya. Seketika itu juga, aroma yang merakyat semerbak memenuhi seluruh penjuru gerbong secara instan menghipnotis para komuter membawa mereka dalam satu fantasi, fantasi kenikmatan makan mi dengan kuah panas mengalir ke dalam tenggorokan yang dingin.
Pada saat inilah manusia dari berbagai kasta, profesi, umur, gender, dan posisi tidur dipersatukan dalam visi yang harmoni. Popmie, dari aromanya terbayang kelezatannya. No iklan.
(Gambar: Sancaka melabuh di stasiun Madiun)
Popmie on Brantas
Saat-saat kikuk itu saat kita harus duduk selama tujuh jam berdekatan dengan beberapa orang asing dan kita tidak tahu apa yang harus diobrolkan. Inilah yang terjadi di dalam Brantas malam ini. Di saat sang ular besi meluncur membelah dinginnya malam, aku hanya bisa termenung menengguk sebungkus tolak angin sambil sesekali melihat keluar jendela - sebuah usaha untuk melihat pemandangan yang sia-sia karena sang gulita sedang menyelimuti para penghuni alam yang sedang terlelap.
Namun semua kesunyian itu terurai saat petugas gerbong restorasi yang sedang lewat membuka semangkok popmie, menuangkan bumbu instannya, dan mengucurkan air panas ke dalam mangkoknya dari termos andalannya. Seketika itu juga, aroma yang merakyat semerbak memenuhi seluruh penjuru gerbong secara instan menghipnotis para komuter membawa mereka dalam satu fantasi, fantasi kenikmatan makan mi dengan kuah panas mengalir ke dalam tenggorokan yang dingin.
Pada saat inilah manusia dari berbagai kasta, profesi, umur, gender, dan posisi tidur dipersatukan dalam visi yang harmoni. Popmie, dari aromanya terbayang kelezatannya. No iklan.
(Gambar: Sancaka melabuh di stasiun Madiun)