Penelusuran google

Rabu, 09 Januari 2008

Lebih Boleh,Kurang Ngga'

Malam Satu Suro

Mak Lampir komat-kamit, asap menyan menyelusup ke sela-sela lubang hidungnya, aroma kembang tujuh rupa menyeliputi ruangan gua, para penggemar sinetron ternganga di depan televisi.

"Grandong.... Bangkitlah....Bangkitlah...", suara seraknya menyakitkan telinga, bau mulutnya merusak lapisan ozon, para

penggemar blog terpana di depan monitor.

Akhirnya dengan perlahan tapi pasti, sebuah gerakan terjadi, berlahan-lahan tubuh jadi-jadian tersebut bangkit, matanya berangsur-angsur membuka. Mak Lampir tampak bahagia tak terhingga.

Tiba-tiba, di layar LCD muncul peringatan.

"Proses Gagal"

"Ramuan kotoran kuping kurang 0,1 gram"

Bagaikan pinang dibelah dua, perasaan Mak Lampir terasa dirobek-robek mesin penghancur kertas.Itupun setelah dilubangi berkali-kali dengan perfurator (pembolong kertas) dan distaples berulang-ulang. Rencana yang disusunnya ratusan tahun, penelitian melelahkan-makan waktu-ribet-ruwet yang telah merenggut masa mudanya, masa menunggu saat yang tepat untuk melakukan ritual pembangkitan, disertai bolos kuliah di Universitas Kawah Candradimuka yang berarti melewatkan kesempatan untuk bertemu Raden Tetuka yang gagah dan brewokan adalah semua pengorbanan tak terrupiahkan yang telah dibayar untuk sesuatu yang gagal hanya karena kesalahan sepele dan mikro (lebih kecil dari "kecil"): bahan ramuan yang diperlukan kurang 0,1 gram.

Kemarahannya meluap-luap, mengguncang bumi Gunung Merapi, dinding-dinding gua mulai runtuh, segenap sutradara dan kru segera menyingkir dari lokasi suting.

=======

Beberapa ratus tahun kemudian....

"Bapak, ternyata pajak yang disetor rekanan kurang SEMBILAN rupiah."

"Terus gimana, Pak"

"Ya, sebagai auditor tentunya tahu bahwa semua hak negara harus disetorkan. Jangankan sembilan rupiah, nol koma satu rupiah pun tetap harus disetorkan. Bapak setor saja. Jadi saya tetap menunggu yang sembilan rupiah itu."

Kalo saya anak gaul dan bapak staf Seksi Perbendaharaan KPPN Jambi itu juga bapak gaul, saya pasti langsung teriak "Cape,deh...!" Sayang sekali tidak ada yang terjadi, sepersekian detik kami berdua terdiam. Seperti film Kapten Tsubasa, dalam sepersekian detik tersebut muncul banyak dialog yang lewat di otak.

=======

"Ibu, anak Anda hamil!"

"Apa!"

Dan sang Ibu seketika itu juga jatuh pingsan mendengar anaknya hamil di luar nikah.


=======

Tidak, saya tidak akan pingsan di KPPN, nanti saja di tempat tidur.

=======

Kyo sudah luka parah, sekujur tubuhnya mengeluarkan darah dari sela-sela luka. Tubuhnya lunglai di tanah, Raja Merah tertawa puas, lawan satu klannya sudah tidak berkutik.

Tiba-tiba tubuh Kyo bangkit, mengeluarkan hawa membunuh yang maha dahsyat, semua pembaca komik terperangah (bosen, ga ada variasi lain apa). Fisiknya berubah bentuk,kekuatan setannya telah keluar, jari-jarinya mengeluarkan kuku tajam, rahangnya mengeluarkan taring, matanya mengeluarkan cahaya merah, Kyo Si Mata Iblis telah berubah menjadi Kyo Si Bodi Iblis.

Bagaikan singa yang kelaparan (mirip di Bakat Terpendam), Iblis Kyo menyerang dengan membabi buta. Raja Merah merasa kewalahan menghadapi petarung dari klan Mibu tersebut. Dst.


=======

Ini pengalaman pertama Shinji Ikari mengendarai Eva 01.Walaupun tingkat singkronisasinya tinggi, tetapi dia belum bisa sepenuhnya mengendalikan tubuh raksasa biomekanik tersebut. Serangan bertubi-tubi dari Angel Stachiel diterimanya tanpa perlawanan, rasa sakit takterkira dideritanya.

Angel tersebut memegang kepala EVA 01, dari telapak tanggannya mengeluarkan serangan beam menghantam EVA 01 tepat di kepala, menembus lapisan pelindung baja, menghancurkan organ-organ tubuh di dalamnya. Rasa sakit yang sama di rasakan oleh Shinji sampai akhirnya dia pingsan di tengah pertempuran. Eva 01 tidak bergerak.

Dalam mimpinya, Shinji bertemu dengan ibunya yang telah meninggal dunia. Istri Gendo Ikari tersebut tampak melayang dan mendarat di pelukan Shinji. Setelah itu tidak tahu lagi apa yang terjadi.

Tiba-tiba (diulang lagi) EVA 01 bangkit, luka-lukanya sembuh seketika. Semua kru di ruang kontrol NERV terkesima. Bagaikan macan yang kehausan, makhluk megaraksasa tersebut menghajar Angel sampai babak belur. Sampai akhirnya....

(Neon Genesis Evangelion, Episode 1)

=======

Saya tidak punya kepribadian lain seperti mereka. Saya juga tidak akan mengeluarkan Mr. Jackal atau Hulk karena mereka adalah trademark-nya Dr. Hyde dan Chris Banner (agak lupa) tetapi saya tetaplah menjadi Azhar, hanya lebih sadis.

Seperti korbang razia pekat, diriku meninggalkan bumi KPPN dengan muka terlipat. Menstater motor plat merah, menahan lapar, memasang helm, menahan lapar, membetulkan posisi tas, menahan lapar, melaju dengan kencang di sirkuit standar: jurusan KPPN - BPK Jambi, dan mampir di warung sate.

Satu pelajaran hari ini, hak rakyat harus disetorkan seluruhnya ke rekening negara.

=======

Opung Anwar berkata:

"Sesenpun uang negara harus kita periksa"


=======

Yap, esok harinya, tutup buku di KPPN sudah selesai. Tentunya dengan sedikit perjuangan mengantri setor pajak di BRI itupun setelah lama mengantri di BNI dan keluar kecewa karena koneksi BNI dan database Departemen Keuangan lagi terputus. Beruntung, di BRI sudah on line. Diri ini sudah kebal mengantri lama.

=======

"Lagi?"

"Ya, bu. Ini kurang setor.Jumlahnya dikit lagi."

"Iya, di sini juga, kalo beda satu rupiah saja, dicari sampai malam."


=======

Mulai malam satu Suro ini, saya sejenak bisa menjadi manusia pengangguran lagi. Setidaknya sampai hari Minggu besok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tulislah apa yang ingin ditulis dan dan klik "Poskan Komentar" bila Anda sudah siap.

Konten Lainnya