Penelusuran google

Selasa, 25 Desember 2007

Bakat Terpendam

Suatu hari Mr. Hide terbangun dari tidurnya yang singkat, bertumpuk-tumpuk dokumen memenuhi kamar tidurnya yang kini telah berevolusi menjadi ruang kerjanya menyita spase kosong untuk bernafas, menguras gairah hidupnya, dan tentu saja menghabiskan akhir pekannya.

Lilin hidupnya semakin meredup, sebuah program komputer yang kaku telah terdoktrin di lubuk otaknya, ia bekerja bagaikan robot. "Hidup untuk kerja" telah menggantikan "kerja untuk hidup". Tenggat waktu semakin mencekik.

=========
Prajurit 1 : "Hawa membunuh ini.... Membuatku tidak bisa bergerak!"

Prajurit 2 : "Aku tidak pernah merasakan yang seperti ini...!"

Tekanan batin yang maha dahsyat, menciutkan nyali, menggetarkan hati, membunuh semangat hidup.

=========

Dengan sisa-sisa tenaga yang semakin kritis dia menggerakkan jari-jemarinya, memaksa otaknya untuk berfikir untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tak kunjung habis. Detak jantungnya sudah tidak beraturan bagaikan senter yang habis baterai, nyala-mati-dipukul-nyala lagi-mati lagi-siklus yang menyengsarakan. Otot-ototnya sudah tidak terkontrol lagi, bergerak sendiri mengolah dokumen yang ada secara klerikal-berulang.

Sebuah dorongan muncul dari dalam dirinya. Aneh, bukan rasa lapar, cinta, atau hasrat ingin vivis. Sensasi itu muncul. Seperti saat Ultraman pingsan, seperti saat Kapten Tsubasa cidera, seperti saat Eva 01 hampir mati melawan Angel,.... sensasi BERSERK! Tiba-tiba tubuhnya benar-benar tidak terkontrol lagi, tenaganya pulih dengan kecepatan yang fantastis, sangat mirip dengan kematian tetapi bukanlah kematian,... hanya diam.... Ya, diam karena tidak bisa berbuat apa-apa, kontrol tubuh telah diambil alih oleh OS yang satu lagi.

Dr. Jagal bangkit dari ruangan pengap tersebut, pandangannya tajam, setajam harimau yang kelaparan, mengamati setiap detil ruangan, mencari sesuatu yang bisa dijadikan pelampiasan amarah terpendamnya.

Dengan sigap ia keluar mencari mangsa di jalanan, mencabik dengan ganas, menggigit dengan rakus. Ternyata hanya ilusi belaka, ia melepaskan buruan khayalannya dan kembali melanjutkan perjalanan.

Di suatu tempat yang terpencil dan kumuh, ia menemukan sekelompok manusia yang sedang berhedon ria. Melakukan tindakan sadistis dan tidak patut dibaca oleh blogger di bawah umur.

Dengan adrenalin yang memuncrat-muncrat, ia segera meleburkan diri bersama euphoria mereka.

Satu persatu tawanan di seret ke lubang eksekusi. Tanpa belas kasihan sang pemimpin suku menebaskan goloknya menyisakan mayat-mayat tak berdosa.



Sebagai anggota baru, Dr. Jagal mendapat kesempatan untuk menjadi skinner. Dengan riang gembira ia mempraktekkan kemampuannya yang masih level amatir. Sekembang senyum tergaris di bibirnya.



Tidak puas dengan pekerjaan yang membosankan, Dr. Jagal mengambil sebilah golok yang menganggur. Diayunkannya dengan buas golok tersebut untuk memotong-motong daging yang tergolek. Nafasnya semakin memburu seiring dengan tebasan goloknya.



=============================================================================

Suatu hari Mr. Hide terbangun dari tidurnya yang singkat, bertumpuk-tumpuk dokumen memenuhi kamar tidurnya yang kini telah berevolusi menjadi ruang kerjanya menyita spase kosong untuk bernafas, menguras gairah hidupnya, dan tentu saja menghabiskan akhir pekannya.

Seluruh tubuhnya pegal-pegal, telapak tangannya melepuh. Setelah membersihkan bercak darah misterius yang mengkotori kaos hijau bututnya, ia kembali ke dunianya, rutinitasnya, kembali menjadi robot.

2 komentar:

  1. Hehe.. Zhar,sibuk bgt ya? Great skill comes with great responsibility.. Yg sabar ya.. Masi ttp rajin posting untungnya.. :D
    kmrn plg g?

    BalasHapus
  2. Buat Azhar yang ga setuju dengan konsep "self" di tulisan aku... so what we suppose to use??

    lam kenal... suka nonton Popular juga ya?

    BalasHapus

Tulislah apa yang ingin ditulis dan dan klik "Poskan Komentar" bila Anda sudah siap.

Konten Lainnya