Penelusuran google

Kamis, 06 Januari 2011

Pancaroba

Di samping gegap gempita perayaan pergantian tahun 2010 - 2011, rupanya banyak kehebohan di Kota Jambi. Salah satu hal yang menyita perhatian rakyat Jambi adalah polemik perekrutan CPNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Jambi. Perekrutan CPNS tersebut disinyalir dimanfaatkan oleh oknum pejabat untuk menerima gratifikasi dari pelamar dengan imbalan membantu meloloskannya menjadi CPNS.

Hal ini dipicu ketidakpercayaan masyarakat terhadap kredibilitas pegawai negeri. Tidak tertutup kemungkinan, peserta ujian yang tidak lulus merasa dicurangi dan tidak puas sehingga berprasangka buruk terhadap pihak pemda. Entah ulah orang sirik atau memang ada oknum pejabat yang berniat jelek, penyelewengan dalam proses perekrutan CPNS tersebut baru dapat dipastikan setelah ada hasil penyelidikan dari pihak yang berwenang.

Dua orang peserta ujian yang menjadi sorotan adalah Cek Ana Masmita dan Dr. David Ramli yang merupakan peserta ujian CPNS pemerintah Provinsi Jambi. Dr. Davit Ramli dicurigai tidak mengikuti ujian karena pada hari ujian dia sedang di tengah acara pernikahannya sedangkan Cek Ana Masmita dianulir dari peserta ujian karena latar belakang pendidikannya tidak sesuai dengan formasi yang dicari. Namun demikian, kedua isu tersebut menjadi tidak jelas karena masing-masing pihak memiliki sanggahan yang kuat. Saya hanya dapat berdoa semoga gratifikasi dapat ditumpas dan transparansi pengelolaan keuangan negara semakin meningkat.

Daripada pusing baca postingan soal keuangan (kalau punya uang. Kalo punyanya utang ya keutangan) mending ngurusi harga cabe yang melonjak. Kok tambah pusing ya... Tatkala harga rupiah sudah mulai stabil (stabil bertengger di atas dahan), harga cabe malah naik. Berarti, harga cabe ga ada hubungannya sama dolar... Wkwkwkwk, mulai ngelantur.



Jadi inget waktu pas liburan natal kemaren istri saya beli gorengan di ibu2 penjual gorengan (masa penjual alat elektronik sih). Dengan Rp10.000,00, istri saya bisa beli dua puluh risoles. Eh, waktu minta cabe penjualnya cuma bilang, "cabe lima puluh ribu kok minta cabe." Wkwkwkwk...

Hal lain yang mulai ngetren di musim pancaroba ini adalah si robot hijau Android. Si Android rupanya mulai bangkit di tengah pertempuran raksasa Microsoft dengan Machintosh (entah bener atau enggak cara nulisnya). Bang Gate dengan WIndows Mobile-nya, Om Machi pake iPhone-nya, Android di tengah-tengah. Belum lagi Blackberry yang ikut nimbrung.



Khusus BB yang sok eksklusif ini, saya tempatkan di posisi keempat soalnya teknologi yang diusung tidak sebanding dengan harga yang ditawarkan. Coba bayangkan, dari zaman dulu orang berangan-angan untuk menghubungkan semua manusia dari seatero dunia agar bisa berkomunikasi dengan mudah dan nyaman. Pada saat ini, keinginan itu sudah terwujud dengan hadirnya ponsel dengan fasilitas multi messenger dan push email. Eh, akang BB malah mengucilkan dirinya dengan BBM-nya. Selain BBM, teknologi yang ditawarkan biasa-biasa saja.

Diantara tiga titan, Micro - Ipad - Droid, saya mencoba mencicipi teknologi yang memiliki harga relatif murah yaitu Android. ">Samsung Galaxy 5 (bukan Galaxy S) saya pilih untuk saya beli karena harganya yang relatif murah (kata orang low end). Memang sedikit merasa terhina dikatain hape murahan, tetapi yang penting bisa mencicipi teknologinya. Ini mending daripada orang yang beli gadget canggih dan mahal tetapi cuma buat gaya doang.

Sebenernya yang membedakan dengan Droid yang mahal itu cuma hardwarenya. Misal, layarnya baru TFT sedangkan yang lain sudah ada yang Amoled dan Super Amoled (penjelasannya cari sendiri ya); kamera cuma 2 pixel, layar cuma 2,9", Droid-nya baru yang 2.1 (Eclair) sedangkan sudah ada Android 2.2 (Froyo).

Salah satu yang saya sukai dari Android adalah magnetometernya (kayaknya gitu deh, namanya). Jadi, hp android bisa mendeteksi arah dan gravitasi. Makanya kalau dimiringkan, posisi tampilan kayar yang mulanya "potrait" otomatis menjadi "landscape". Fitur ini juga dimanfaatkan oleh aplikasi lain seperti game, kompas, dan Google Map. Dengan hape android, mobil pada permainan balap dapat dikendalikan dengan cukup memiringkan/menggoyangkan hape ke kanan dan ke kiri. Fasilitas Google Map menggunakan bantuan GPS sehingga lokasi kita dapat dideteksi dengan mudah. Dengan dipadukan dengan database Google Map, kita mempunyai peta di genggaman tangan.

Oh, ya, OOT, awal tahun ini saya sudah bertekad untuk menyelesaikan skripsi yang sejak Mei 2010 lalu masih dalam bentuk proposal. Bu Netty, maaf ya lama tidak menghubungi Ibu.

2 komentar:

  1. Magnetometer, Accelerometer, GPS Receiver itu Hardware om, bukan fitur dari Android, Rata rata hape Outdor kayak keluarganya samsung badak yang tidak berOS juga ada tuh fitur begituan

    BalasHapus
  2. trims masukannya....emang ini blog cuma mecotot doang...

    BalasHapus

Tulislah apa yang ingin ditulis dan dan klik "Poskan Komentar" bila Anda sudah siap.

Konten Lainnya